"hujan turun lagi...."


kelam...
selaksa mendung menggantung suram
sayup angin menyapu tanpa ragu
riak gerimispun turun tanpa ampun
hujan turun lagi...
seperti butiran disudut mataku
hujan turun lagi...
menambah beban pilu



apa yg bisa kukatakan?
sedangkan sedih tak berkesudahan
hujan turun lagi...
menyapu jejak terakhir gadis yg kucintai
hilang menjauh pergi..

"kerana akumencintaimu..."

dalam kejujuran dan penuh harapan,
syair ini dituliskan
disertai kekecewaan namun....
bukanlah sebuah karya dari penghianatan

derasnya ombak menghantam kapal
aku terombang ambing,
terasa merobek hati ini,
menjalaninya dengan indahnya mengikat jiwa


aku mencintainya
aku mencintainya
aku mencintainya dengan sepenuh jiwa

dua tebing, curam dan terjal menghadang di belakang dan hadapan
mengapa mesti terjadi pada harapan cinta?
tangis selalu menemaninya dan ego selalu menemaniku
Haruman bunga menyentuh deria
Wangiannya lalu dipuja
Pohonnya ingin dibawa
Biar berkembang di taman hati
Sedang bicara belum bermula
Hias bermain puisi seloka .



Kadang gembira rasa dipuja
Kadang berduka terasa dihampa .

Bila bunga menyelak daunnya
Buat apa di puji jelita
Cukuplah aku berkata cinta
Cinta bukan harta dan rupa