"selamat jalan...."

hari ini...
kita berikhlas hati.
mengungkiri air mata yg menghiasi sanubari.
hari ini...
kita b'tegar hati.
melantunkan do'a utk sahabat yg tlah pergi.

tlah t'pendam raga perwiramu.
tlah t'hembus nafas t'akhirmu.
tlah jua kau arungi jalan kedamaianmu.
meninggalkan memori perkasa yg membekas diqalbu...

SELAMAT JALAN SAHABAT...
kenangan tentangmu tetap melekat.
hny barisan do'a yg sanggu ku tambat tuk iringimu yg b'balut kain rekat...
SELAMAT JALAN KAWAN...
kau kan abadi dlm ingatan...

"amarahku"

meraung sukma merenda asa
b'pijak pada genangan murka yg kian sesakan dada
gemuruh tawa para manusia kian memecut emosi yg menderajiwa.
BANGSAT...!!
panas'y hati kian t'sengat
seisi dunia makin membuatku penat...
riuh suara bodoh membuat tlingaku t'sayat
SETAN ALAS...
memakipun amarahku tak tuntas
kucuba meredam, namun gemuruhku serasa kian beringas...
hingga anjing liarpun menyingkir menatapku yg b'iring iblis ganas.

"maha sempurna"

tirai senja meredup
mataharipun turut mengatup
kisi-kisi malam mulai menghiasi bumi
mentaati kodrat dari yg maha tinggi...
kini saat'y baringkan diri
melepas lelah stelah b'upaya hadapi hari

alhamdulillah...
sgala puji bagi allah
yg menciptakan hari yg cerah dengan ke-ESA-an dan anugrah
ya illahi robbi...
lelapkan raga ini dlm indah'y mimpi
tak kan lepas do'aku memuji
engkaulah yg maha memiliki.

allahu akbar...
dialah dzat yg maha sempurna
penentu dari smua titik rencana
pemilik smua makhluk yg ada...
hari b'ganti...
tlah banyak yg t'jadi,
waktu demi waktu kau tak lelah menemani
hiasi cerita cinta yg terangkai dlm album hati
tak b'alih walau b'hias rasa sedih
tak mencela meski b'tabur asa duka
kau yg t'indah...
tak lelah menjadi pendamping jiwa yg resah..
hari ini...
rangkaian bunga tak kan cukup mewakili cintaku
 bingkisan coklat manis tak jua mampu menggambarkan arti mu bagiku
kan ku persembahkan hati dan raga ini tuk'mu yg kucintai,
terima kasih cinta
dgn hadirmu adaku kian b'makna

"ketika di iringi hujan"

kelam t'hampar membalut angkasa
cambuk kilat t'lontar laksana murka pada persada
bungkam...
diam...
angkuh'y ragaku kian t'surut dan mendekam.

suara nada menggamang
t'ganti butir" hujan yg tak henti menyerang
rintik b'titik...
mengejek ratusan mata yg mendelik
bumiku basah..
hujan menjamah...
jiwa t'lena dlm pangkuan pertiwi yg gelisah...
diperaduan ku hny pasrah...
menerima anugrah dari sang pemurah...

"izinkan aku...."

sunyi menampar...
hingga untaian kata yg t'lontar mampu membuat hatiku t'kapar
b'bisik sepi...
hingga bisu'y angin sanggup mencaci di telingaku yg tuli

sahabat...
maafkan aku dengan kebodohanku.
namun aku jua tak mampu menepis perasaanku
dengan melipat tangan ku meminta...
izinkan aku tuk membuat'y bahagia
izinkan aku tuk sinari hari'y dgn gugusan mimpi yg ku punya

"satu sisi"

t'jebak direntan hati, takutpun menghalangi hingga batasi diri.
akal sehatku mati...!!
menghayal agungkan yg tak pasti hingga maut tak luput membayangi dan aku tak sanggup sembunyi...

satu sisi tlah t'hapus, sisakan perih...
satu sisi tlah t'lahir, memecah sunyi...
dan asa yg menari menggeliat dlm benakku tanpa arti

samar nur melambai,
memanggil jiwaku utk kembali
kembali...
dlm ketenangan abadi....

"dinding waktu"

riak petir memecut angkasa
gemuruh guntur laksana cacian yg memaki dunia
perlahan hujan menyapu bumi yg dengan deras'y
jerit alampun menggema

aku...
b'sandar di tepian jendela
menghitung rintik air yg makin menggila
aku...
menyendiri disisi selaksa
menyerahkan angan pd dinding waktu yg hampa

waktu kian merayu
hantarkan risalah hati yg mengadu jemu...
selugas kabut mulai t'hirup
menghantam detak jantung yg b'degup
kesadarankupun mengatup...
t'lena ikuti cahaya mata yg meredup....

"yang t`lah pergi"

syair'ku tandus dlm gersang'y hati.
menguap b'sama ragaku yg t'jaga dari mimpi.
puisi-puisi indahpun pergi...
menyisakan jasad yg terapung sunyi.
kini...
celoteh gelatik t'dengar lebih indah.
kini...
kenangan masaku melebur gundah...
salahkah jiwaku yg merindu...???
salahkah sanubariku yg t'isak pilu...???

aku rindu hadirmu...
aku rindu dekapanmu...
aku rindu kecupanmu...
aku rindu masa-masa b'samamu...

jika tuhan sudi menepati...
kan kupinta kembali saat indah yg t'lah pergi...

"jiwa yang sepi"

gelap dunia mendekap jiwa
dingin belai sang bayu mengusik ketenanganku
adakah yg iba ketika aku b'bincang dengan dinding kamar???
adakah yg peduli saat aku b'cumbu dg0 sunyi???
lelah...
gontai...
seakan ingin serahkan jiwa pd gugusan bintang nan jauh...
menutup mata...
menutup rasa...
dan mengakhiri jiwa yg t'lara...

"mendayung rindu"

semilir nafas alam mendayu raga
mengecup sepasang mataku yg tak jua mampu terpejam
sayu...
mengharap lelah hantarkan aku pd lelap'y waktu...

tiada namun bukan kehilangan
seraup senyum manis melekat dalam ingatan
ya tuhan...
jiwaku t'jerat kerinduan.
anganku di penuhi hayalan tentang pertemuan
dan b'cumbu penuh kecintaan

"mendung"

suram merajam angkasa
mengukir bilur pagoda awan yg pekat merona
seakan menghalau ceria langit nan b'sahaja.
sjenak kutatap sepasang kaki mungil yg b'lari riang
seolah ingin menyambut rintik air yg datang
lalu menghilang...
riuh...
ramai...
irama air hujan dlm senandung yg b'derai
dara manis b'hamburan
hindari hujan yg hendak menyetubuhi raga

tuhan...
musim-MU tak t'elakan...
semua t'jadi seperti yg kau inginkan.
dan hujan yg kau berikan adlh bagian dari berkah yg kau tunjukan...

"nyanyian ragu"

terdampar sayu hati yg membeku
t'belenggu rasa yg kian membatu.
langit membisu...
tak peduli jiwaku yg merahang pilar-pilar ragu

akankah kau jadi milikku...

saat kau meratap,
saat kau b'duka,
ku slalu ada disana...
mencuba meciptakan senyummu yg t'sembunyi.
kala ku melangkah,
kala ku b'pijak,
adakah kau b'samaku....
menepis peluh lelah yg menggelayut hatiku....

"hilangnya arti mimpi"

kurangkai pilar sunyi yg membalut hati
menatap butir air yg merenggut senyum mentari
sendiri...
tembikar halusinasi t'hampar s'luas nurani
aku b'sandar dlm anyaman indah sebuah mimpi...

namun tak t'jadi...!!!
gugusan mimpi yg kurangkai aus t'sapu keadaan yg tak kufahami.
mentari terus b'sembunyi,
bising mencaci jiwaku yg mencintai
langitpun b'hias mendung yg menari,
mengejek hatiku yg menyayangi...

aura jiwaku kini suram
harapanku kian tenggelam
seakan lentera hidupku memadam...

"wacana hati"

mengatup rahang dalam kesunyian.
mengharap mampu mengejar seutas ketenangan.
jasad yg terjaga terbuia kealfaan.
hingga merenda tangis dalam persembunyian.

rentan waktu terus melaju,
tak berpaling tak jua peduli sukmaku yg kian sayu.
semburat syairku pun menjerat nadi hadirku.
mengubur persada mimpi yg pernah memelukku.
kini...
harap tak b'arti...
inginpun tak kan t'jadi...

sampai kapan aku b'mimpi...
sedangkan yg ku tau hny terlukai.

"yang tersimpan"

merenda rasa masa lalu
mengatup cerita cinta dalam bongkahan pilu.
aku...
membatu terpasung rasa yg tak menentu.
bias anggun jiwamu mempesona.
merajam hatiku dengan indahnya duri cinta.
aku...
terlena dalam balutan asmara maya...

haruskah aku berhenti...???
memdustai nurani dengan puisi yg memaki...
haruskah aku sembunyi...???
menyimpan cinta yg kan membawaku mati...
cupid mungil hunuskan panah pada insan yg salah...
yg kucintai,
tak bisa kumiliki....

menanti pagi

sepi...
sunyi...
sendiri...
kerudung angkasa pekat menambat.
desir aksara angin bersiul hantarkan dingin.
hingga butiran ludah langit merentas bumi...
walau alam lontarkan suram,
aku tetap disini...
sendiri...
menanti pagi kembali...

"JUITA"

dentang malam bersyair,
mengecap aksara mesra yg terukir.
menjala bayang manismu yg tak jua menyingkir....

juitaku...
bersamamu m'buatku kian merindu.
disisimu m'buatku makin mencintaimu...
mengecupmu...
memelukmu...
tak mampu redakan gemuruh rindu yg m'belenggu sukmaku...

juitaku...
tetaplah bersamaku...
teruslah menyintai aku...
hingga ujung waktu...

"bersamamu...."

mata sayu pancarkan rindu.
tutur santun t'dengar syahdu...
indah...
m'pesona...
ciptakan rasa yg merona di jiwa...

lafas kidung mesra hanyutkn nurani.
sabda pujangga menancap dalam nadi.
bintang merona bag lentera syurga yg menaungi...
do'apun menggema dalam hati,
hingga alam b'sahaja merestui kau yg kusayangi...

tetaplah disini...
temani aku yg terkurung mimpi...
tetaplah disini...
b'samaku merajut tali asmara dalam sanubari...
tetaplah disini...
untuk kucintai...

"..........."

menatap lengang dari jiwa yg melayang.
mengatup kisi-kisi lamunan yg terus membayang.
merakit arti dari mimpi yg tak sanggup terfahami.
ahh...
mungkinkah hayal ini b'arti....?
sedangkan sunyi yg meragu tak jua terakhiri...
niat hati lepaskan lelah.
b'labuh,tak lagi menjelajah...
bilahkah kau mengerti..???
sedangkan saat ini kau tetap b'diam diri...
masih kau kenakan cadar itu,
masih jua kau sembunyikan aku...
aku yg t'lanjur mencintaimu,
hingga kini masih mengerang pilu~

"berbalut mimpi"

detik waktu bernyanyi parau.
iringi lamunan yg serasa jauh dari kenyataan.
mematri...
balurkan bimbang pada hati yg pucat pasi.
lihatlah...
tarian jemariku tak lg b'arti.
untaian kata yg kumiliki tlah mati.
nurani syairpun tak lg kenali diri.
aku terbunuh oleh rasa yg tak mampu ku fahami.
b'diri...
disini...
mencintai...
yg tak pernah peduli...

KEMATIAN JIWA

lihat mataku...!!!
nanar memerah menyimpan amarah.
lihat bibirku...!!!
membekap ludah sembunyikan sumpah serapah.
hayalan menepi,
tak pergi walau tak termiliki.
untaian aksara benci tercurah padamu yg kucintai.

hitam mimpi, pekat jua imaji.
nurani melolong panjang,
jiwa berpatah arang.
butakah mata indahmu hingga tak melihat lukaku?
tulikah telingamu hingga tak mendengar isak tangisku?

cacad hatiku menghiba rindu.
menjual derajat kepada harapan sayu.
aku ingin memelukmu dgn kematian sukmaku...

"ketika rindu"

mengatup senja merona
kian tersudut rindu yg mendera
terkecap sunyi...
terjerat sunyi...
ditengah keramaian tetap merasa sendiri...

angin...
bawalah resahku,
jangan biarkan aku terpasung rindu.
hibalah akan jiwaku nan sayu...
awan...
bingkailah hatiku,
jangan izinkan gelisah menciptakan air mata dari mataku...

wahai sang waktu...
cepatlah berlalu bawa sedihku..
dan kembali merangkai crita bahagia seperti kala aku bersamanya....

"JEJAK LANGKAH"

aku adalah seorang pengembara menyusuri dan mencari pelangi di balik kabut hitam.
yg ingin kujumpai di hujung harapanku adalah lantera jiwa.
obor kehidupan yg kan menerangi setiap langkahku.
setiap kali aku letih melangkah,
aku berhenti sejenak untuk sekadar mencium harummu.
kusandarkan tubuh ini dan kuselimuti diriku dengan senandung merdu.
senandung yg juga dinyanyikan oleh sungai dan hutan.
saat jiwaku lapar,
kusinggahi rumah di setiap jalan yg kulalui.
kuketuk rumah-rumah mereka dengan loceng-loceng kehidupan.
aku hendak menyemaikan benih bunga jiwa yg akan membawa impianku sampai
ke langit
dan kuyakini langit akan memberikan apa yang dinamakan
cinta.
tetapi yang kudapati rumah-rumah itu telah terisi sepasang jiwa yg berhati.
yg sejatinya-ingin kucari.
aku tak ingin memadamkan lentera hati
yg ada dalam sangkar sepasang merpati putih kerana kutahu kecantikan nurani yg ingin kutuju.....

"CINTA"

Bila derita adalah harga dari cintamu
biar aku menderita dalam cintamu
jika airmata adalah pelega cintamu
biarkan dia mengalir melepas dahagamu

bila penantian adalah nama cintamu
biarku berdiam dalam bisuku
bila merana adalah bahasa cintamu
biar kujadikan dia penghias bibirku

bila rindu adalah pakaian dari cintamu
biarlah ku pakai seumur hidupku
bila kesetiaan adalah nafas dari cintamu
biar ku bawa sampai ajal menjemputku

Kau hidupku
hidup di nafasku
tersenyum dalam bahagiaku
menangis di kepedihanku

kau adalah jiwaku
biarkan ku mencintaimu, menantimu, merinduimu
seumur hidupku segenap hatiku
dalam kesetiaan di cintamu……..

"rahasia hati...."

aku tergugu.....
gejolak rindu seolah membeku
rembulan yang tinggal separuh
mengintip dari celah jendela kamarku
dia pun terlihat agak sendu
meski tetap tersenyum merayu
seolah dia tahu gundahku....

oh rembulan
tahukah engkau diujung langit mana dia terbang
tak satupun nampak jejak juga bayang
masihkah rindu ini harus ku genggam
hingga sampai saat itu menjelang

aku mencintainya sepenuh hati
amat merinduinya meski telah pergi...

ku hanya ingin bertatap
walau hanya sekejap
namun itu takkan mungkin terjadi
tidakkah seharusnya rasa ini telah mati
dan sirna dari hati ini
namun myatanya dia tetap bertahta di palung sanubari.......

"syair cinta"

akan kupintal buih-buih menjadi tali pengikatmu
akan kuanyam gelombang-gelombang menjadi
hamparan ranjang tidurmu
akan ku tenun awan gemawan menjadi selendang
menudungi rambutmu

kan ku jahit bayu gunung menjadi baju malam mu
akan kupetik bintang menjadi kerongsang menyinari dadamu
akan ku jolok bulan purnama menjadi lampu menyuluhi rindumu
akan kurebahkan matahari menjadi laut malammu
menghirup sakar madumu

kekasih...
hitunglah mimpi yg membunuh realiti dengan syurga ilusi

"kisi-kisi rindu"

dalam deru haru cinta yg kumiliki,
terangkai keindahan dalam poles yg terukir sayu....
kiisi indah bak taman yg berbunga,
namun aku tergelincir dalam hambat tapak yg licin,
sendu cinta bertaut....
menggelayut dalam peraduan kelam yg terus memagut...
istana rindu hampa....
terlimpah ruang buram yg yg tak nyata.
aku tetap terpikat hati yg terlarang,
haruskah aku persalahkan jiwa yg jatuh cinta..???
yg seharusnya tak kucintai,slalu mendekap mimpi.
haruskah aku berlari...???
pergi dari tali kasih yg tlah mematri relung hati.

wahai kaisar cinta....
jiwaku terhimpit rindu yg berbingkai sepi...
waktuku bergulir lamban seirama sunyi....
temani aku...
yakinkan hatiku akan kehadiran cinta yg kau punya....

"artimu....."

jika aku bisa menjadi apapun di dunia ini,
aku ingin menjadi air matamu....
lahir di matamu...
hidup di wajahmu...
dan mengalir dari matamu...
kemudian mati di pipimu.
tapi jika kau adalah air mataku.....
aku tidak akan menangis karna aku takut kehilanganmu......

kekuatan rasa ini tlah meretas senyum dan tangis ku
menyetubuhi jiwa dan angan kesendirian
ini kah hakekat cinta...?
bertaburan serpihan mimpi dalam titian
kala ke'egoan menjamah ketulusan
bersearak tiada arti.....
menunggu badai datang hempas tak terkenang

"kutukan cinta"

kerana hadirnya semilirnya angin malam,
serasa menembus relung jiwa ini.,
seakan memberikan kehidupan dalam jiwa yg mati...
sisipkan warna mempesona hati..
hingga membuat aku terbangun dari peraduan kelam...

cambuk waktupun tak henti mendera....
kini harus jua kuterima
bahwa hadirnya telah menjauh dari keberadaanku.
dia tlah pergi...
kutau tak kan kembali....

ya illahi robbi...
hati ini tlah jatuh terlalu dalam oleh cintanya...
aku tlah terbelenggu dalam kutukan cintanya...
hingga kini tak jua sirna.....

"aku dan syair`ku"

aku tiada pilihan selain berpuisi.
walaupun tertikan terdampar di sepi lautan
aku tiada beralih lagi....
menyatakan hasrat hati
yg bersarang di sanubari,karena tiada yg lebih
berarti selain puisiku ini,walau terkadang susah di mengerti

kubawa pilu bersama azam ku,meniti lurah sengsara,
tanpa bimbang tanpa penyesalan,
karena aku sudah biasa menangani hati kecewa
inilah gaya puisiku,penuh luka .penuh duka
kadang muak untuk dibaca.atau susah untuk di cerna

aku tiada pilihan.
puisiku paparan jiwa ku sebenar.
bukan ku cari pujian
tidak juga ku cari tokmahan
aku hanya mencari ketenangan...
dari jiwa ku yg keresahan