"dinding waktu...."

riak petir memecut angkasa
gemuruh guntur laksana cacian yg memaki dunia
perlahan hujan menyapu bumi yg dengan deras'y
jerit alampun menggema

aku...
b'sandar di tepian jendela
menghitung rintik air yg makin menggila
aku...
menyendiri disisi selaksa
menyerahkan angan pd dinding waktu yg hampa

waktu kian merayu
hantarkan risalah hati yg mengadu jemu...
selugas kabut mulai t'hirup
menghantam detak jantung yg b'degup
kesadarankupun mengatup...
t'lena ikuti cahaya mata yg meredup....


kint,23'02'11
"andhika"

"persimpangan jalan" (perpisahan)

mata nanar menatap liar
membendung air yg b'gulir,
t'isak bagai manusia pandir
jutaan kutukan t'simpan dlm hati
tak t'ucap, kian remukan hati.
ini yg kumiliki...
secuil hati yg t'lunta krn mimpi.

lentera jiwa pudar,
padam harap ciptakan gusar...
maaf ku harus hentikan langkah disini...
tak ingin ku t'luka lagi...
tak ingin ku telaah sakit di hati...

inilah persimpangan yg kita temukan,
menapak jejak dari rasa keraguan,
inilah persimpangan dari mimpi yg b'jalan,
memupus cita utk sebuah perpisahan...

"jalanku...."

riak hati gugur b'semi
air matapun sirna tak lg mengiringi
sakura bertebaran dlm sanubari
memindai luka yg dulu kerasai...
indah...
menghitung hari janur t'pasang gagah
membayang latar b'hias megah
aq kian hanyut dlm mimpiku...
mimpi indah yg mendekap anganku...
ya illahi...
jika ini jalan yg kau kehendaki,
izinkan aku tuk melampaui dgn restumu..
giring aku dlm ridhomu...
dan bawa aku b'sama keagunganmu...
darimu, kujalani hidupku...


djakarta,11'03'11
"dik's"

1 2 3 aku jatuh cinta

pertama:
kutatap wajah'y
MEMPESONA
laksana putri penyejuk jiwa.

kedua:
kulihat senyum yg t'simpan.
MENGAGUMKAN
bagai pelangi yg hantarkan keindahan.

ketiga:
kudengar santun bahasa'y
MERDU
hapuskan resah yg membelenggu hatiku...

dan keanggunan yg dimiliki'y membuat aku kian jatuh cinta....


2'S, 08'03'11

"MENDUNG"

suram merajam angkasa
mengukir bilur pagoda awan yg pekat merona
seakan menghalau ceria langit nan b'sahaja.
sjenak kutatap sepasang kaki mungil yg b'lari riang
seolah ingin menyambut rintik air yg datang
lalu menghilang...
riuh...
ramai...
irama air hujan dlm senandung yg b'derai
dara manis b'hamburan
hindari hujan yg hendak menyetubuhi raga

tuhan...
musim-MU tak t'elakan...
semua t'jadi seperti yg kau inginkan.
dan hujan yg kau berikan adlh bagian dari berkah yg kau tunjukan...


-,03'02'11
"andhika"

"amarahku"

meraung sukma merenda asa
b'pijak pada genangan murka yg kian sesakan dada
gemuruh tawa para manusia kian memecut emosi yg menderajiwa.
BANGSAT...!!
panas'y hati kian t'sengat
seisi dunia makin membuatku penat...
riuh suara bodoh membuat tlingaku t'sayat
SETAN ALAS...
memakipun amarahku tak tuntas
kucuba meredam, namun gemuruhku serasa kian beringas...
hingga anjing liarpun menyingkir menatapku yg b'iring iblis ganas.

"maha sempurna"

tirai senja meredup
mataharipun turut mengatup
kisi-kisi malam mulai menghiasi bumi
mentaati kodrat dari yg maha tinggi...
kini saat'y baringkan diri
melepas lelah stelah b'upaya hadapi hari

alhamdulillah...
sgala puji bagi allah
yg menciptakan hari yg cerah dengan ke-ESA-an dan anugrah
ya illahi robbi...
lelapkan raga ini dlm indah'y mimpi
tak kan lepas do'aku memuji
engkaulah yg maha memiliki.

allahu akbar...
dialah dzat yg maha sempurna
penentu dari smua titik rencana
pemilik smua makhluk yg ada...

"tuhan'ku"

tersudut aku dlm kesendirian
mencuba telaah kisah dari kenyataan
malam ini...
jiwaku bersabut pada kepasrahan
berserah diri atas apa yg dikehendaki tuhan...
hingga tandu penyesalan mengusung dosa hina diatas permukaan...

ya allah pemilik jiwa abadi...
dengan sujud aku b'serah diri
mengukir gugusan do'a dari kecil'yhati ini
ya allah ya tuhanku...
dengan nista lisanku panggil namamu
dengan hati yg t'cela ini aku memohon ampunanmu
disabdamu, nyata muliakan aku
tuhanku, tuntun hambamu...

"ketika di iringi hujan"

kelam t'hampar membalut angkasa
cambuk kilat t'lontar laksana murka pada persada
bungkam...
diam...
angkuh'y ragaku kian t'surut dan mendekam.

suara nada menggamang
t'ganti butir" hujan yg tak henti menyerang
rintik b'titik...
mengejek ratusan mata yg mendelik
bumiku basah..
hujan menjamah...
jiwa t'lena dlm pangkuan pertiwi yg gelisah...
diperaduan ku hny pasrah...
menerima anugrah dari sang pemurah...

"tanda tanya"

menatap lengang dari jiwa yg melayang.
mengatup kisi-kisi lamunan yg terus membayang.
merakit arti dari mimpi yg tak sanggup terfahami.
ahh...
mungkinkah hayal ini b'arti....?
sedangkan sunyi yg meragu tak jua terakhiri...
niat hati lepaskan lelah.
b'labuh,tak lagi menjelajah...
bilahkah kau mengerti..???
sedangkan saat ini kau tetap b'diam diri...
masih kau kenakan cadar itu,
masih jua kau sembunyikan aku...
aku yg t'lanjur mencintaimu,
hingga kini masih mengerang pilu~

"berdiri berbalut mimpi"

detik waktu bernyanyi parau.
iringi lamunan yg serasa jauh dari kenyataan.
mematri...
balurkan bimbang pada hati yg pucat pasi.
lihatlah...
tarian jemariku tak lg b'arti.
untaian kata yg kumiliki tlah mati.
nurani syairpun tak lg kenali diri.
aku terbunuh oleh rasa yg tak mampu ku fahami.
b'diri...
disini...
mencintai...
yg tak pernah peduli...

"kematian jiwa"

lihat mataku...!!!
nanar memerah menyimpan amarah.
lihat bibirku...!!!
membekap ludah sembunyikan sumpah serapah.
hayalan menepi,
tak pergi walau tak termiliki.
untaian aksara benci tercurah padamu yg kucintai.

hitam mimpi, pekat jua imaji.
nurani melolong panjang,
jiwa berpatah arang.
butakah mata indahmu hingga tak melihat lukaku?
tulikah telingamu hingga tak mendengar isak tangisku?

cacad hatiku menghiba rindu.
menjual derajat kepada harapan sayu.
aku ingin memelukmu dgn kematian sukmaku...

"bus kota...."

terik matahari seakan murka pada bumi.
menawarkan panas dengan paksaan tanpa kata-kata.
tapak lelah menggelayut...
iringi rupa gembel jalanan yg kusut.
ahhh...
waktu tak jua lekas hantarkan aku.
diam mematung padati ruas alur yg siap mengundang bagai maut.
t'perangkap dlm peti besi b'jalan,
menyimpan sribu kutukan dlm hati.
aroma tengik kian liar menghujam penciuman.
memacu denyut amarah yg membongkah di kepala.
jutaan orang mengejar waktu.
garang...
cadas...
bising...
tak pduli walau b'setubuh dgn debu...

"jiwa yg sepi"

gelap dunia mendekap jiwa
dingin belai sang bayu mengusik ketenanganku
adakah yg iba ketika aku b'bincang dengan dinding kamar???
adakah yg peduli saat aku b'cumbu dg0 sunyi???
lelah...
gontai...
seakan ingin serahkan jiwa pd gugusan bintang nan jauh...
menutup mata...
menutup rasa...
dan mengakhiri jiwa yg t'lara...
cinta bukan pedang, namun mampu menggoreskan luka.
bukan anak panah, namun mampu menikam.
bukan jua pelangi, namun b'warna.
cinta tak melihat kasta,
tak memandang aksara,
tak minilik harkat, martabat maupun derajat.
cinta tak b'batas ruang dan waktu.
hanya t'lukis dalam kemurnian sanubari dan t'lahir dari rasa kasih dan sayang...

"mendayung rindu"

semilir nafas alam mendayu raga
mengecup sepasang mataku yg tak jua mampu terpejam
sayu...
mengharap lelah hantarkan aku pd lelap'y waktu...

tiada namun bukan kehilangan
seraup senyum manis melekat dalam ingatan
ya tuhan...
jiwaku t'jerat kerinduan.
anganku di penuhi hayalan tentang pertemuan
dan b'cumbu penuh kecintaan

"bersamamu"

mata sayu pancarkan rindu.
tutur santun t'dengar syahdu...
indah...
m'pesona...
ciptakan rasa yg merona di jiwa...

lafas kidung mesra hanyutkn nurani.
sabda pujangga menancap dalam nadi.
bintang merona bag lentera syurga yg menaungi...
do'apun menggema dalam hati,
hingga alam b'sahaja merestui kau yg kusayangi...

tetaplah disini...
temani aku yg terkurung mimpi...
tetaplah disini...
b'samaku merajut tali asmara dalam sanubari...
tetaplah disini...
untuk kucintai...

"juita" ( dwi susanti )

dentang malam bersyair,
mengecap aksara mesra yg terukir.
menjala bayang manismu yg tak jua menyingkir....

juitaku...
bersamamu m'buatku kian merindu.
disisimu m'buatku makin mencintaimu...
mengecupmu...
memelukmu...
tak mampu redakan gemuruh rindu yg m'belenggu sukmaku...

juitaku...
tetaplah bersamaku...
teruslah menyintai aku...
hingga ujung waktu...

"langkah setan"

DIA...
melangkah gontai tapaki pagi.
menatap nanar lentera jalan yg menerangi.
aroma ciu menebar seiring ucap memaki.
BUSUK....!!!
sejuta serapahpun menjadi tongkat penuntun tiap langkahyg terkutuk.
seringai iblis hiasi sudut bibir dalam hisapan candu....

matilah mati...
siapa yg hendak peduli..????
sedangkan mautpun enggan mendekati.
siapa yg sudi mengingatkan...???
sedangkan lolongan anjing liarpun tak lagi memperingatkan.

jiwa-jiwa laknat kian tersesat.
merenda kerikil pucat dalam biduk yg pekat....

"menanti pagi"

sepi...
sunyi...
sendiri...
kerudung angkasa pekat menambat.
desir aksara angin bersiul hantarkan dingin.
hingga butiran ludah langit merentas bumi...
walau alam lontarkan suram,
aku tetap disini...
sendiri...
menanti pagi kembali...