"warna luka"

senja menoreh jingga
melukis gurat-gurat kelabu sang mega
semilir angin turut menyentak
merampas titik ceria dari diriku

ku sandarkan raga tanpa bicara
kupandangi langit tnp makna
hingga,
kuteteskan air mata dengan pedih'y rasa kecewa
t'tikam hati oleh luka yg kasat mata

cinta...
inikah bahagia yg kau janjikan?
inikah buah dari harapan yg kubena?

sadarkan aku....
gemuruh guntur tak kan goyahkan nyaliku
hujan badai tak bisa hentikan keyakinanku.
namun...
hiasan janur kuningmu menghancurkan diriku...
begitu cepat waktu b'lalu,
sedangkan penat yg menjerat belum jua sirna dari jasadku.

waktu...
perkenankanlah ku meminta padamu:
pinjamkanlah malam'mu

kan ku pasung mentari agar tak kembali.
dan aku kan kembali lena dlm mimpi...

lepas do`a

Atas Nama Malam. .
Engkau Mengerang Ketika Dalam Hatimu Tak Ada Ladang Tapi Rerumput Ilalang Liar Ku Temui Kering Terbakar
Dibagian Dinding Bersihmu
Lalu Deretan Gunungan Kencing Di Bumi
Mengkiblatkan Diri Ke Batas Garis Empedu
... Engakau Telan Kepedihan Dahaga Yang Panjang
Dan Tuhan Menemukanmu Dalam Keadaan Kerdil
Pada Dinding Dinding Risau
Engkau Liarkan Sajakmu Setubuhi
Malam Malam Gusar. .
Selamat Malam Sayank,Semoga Kau Bahagia Selalu. .

"berpatah asa, berlinang duka"

riak busur janji menancap di hati
hingga belati kecewa menoreh luka di jiwa
meraung ku t'luka
t'himpit impian indah yg tak nyata...

kekasih...
lantunan ucap mesra masih ku jaga dlm jiwa
namun jua t'lunta kerana lara...
adakah janjimu b'arti...?
ataukah sebatas mim yg tak mungkin t'jadi...

kini ku t'luka...
mampukah kau cerna butiran pilu di sudut mataku...??
lisanku diam...
mengerang tangis kecewa yg kupendam
lihatlah aku yg mencintaimu
gugur t'himpit kedukaan kalimahmu.
pupuslah citaku,
patah jua asaku..

"merintih pedih..."

membekap amarah...
memendam merah'y warna gelisah
perih mengoyak...
lukiskan lentera luka yg mendera...

asmara...
nyata tak lelah kau menyiksa
kelopak hatiku gugur tanpa daya
t'tikam benalu jiwa yg b'nama kecewa...

besar'y egomu lumpuhkan asaku
tidakah kau dengar jerit nadiku?
sakit...
kian sakit...
pedih tak mampu kudalih
aku hny mampu merintih,
menyeret angan yg t'tatih....

suara matahari

senyum itu bag benalu
pias aura membunuh dengan cinta
tersekat jiwa,
terlena oleh mimpi indah fatamorgana...

"panas..." teriakku
namun tersekat dlm kerongkongan yg kering
tapak kaki bergurat dekil,
menyepak gumpalan debu yg kian usang...
ahh...
matahariku...
nyata perkasa menyapu jagad raya,
katakan padaku:
"inikah amarahmu...?

wahai matahariku...
kumohon...
redupkan suaramu.
izinkan ku nikmati hari tnp lengas hitam pada kulitku...






djakarta, ockt'11