"secuil do`a yang tersisa"

Sekuat apapun pohon itu tegak berdiri
Perlahan ia pun akan tumbang
Termakan oleh usia atau hempasan angin kencang
Yang menggoyahkan akar-akar di bawahnya …
Ketika saat itu terjadi
Tak pernah kita bayangkan
Betapa hidup ini adalah untuk sementara saja
Atas apapun yang telah menjadi kehendak-Nya …

Ya Allah, Kau cahaya di atas cahaya
Kau telah tentukan sebelumnya, apa yang belum kami rasakan
Ku coba tuk terus bertahan
Dalam menghadapi segala cobaan-cobaan-Mu …
Dan kami semua tahu
Kami hanyalah hamba-Mu
Yang penuh dengan segala kelemahan dan kekurangan
Sujud kami mengharap pertolongan dari-Mu …

Ya Allah, detik-detik yang Kau ciptakan dalam perjalanan kami
Kami yakin bahwa kan ada hikmah di balik semua itu
Semoga kami bisa bersabar dan berlindung pada-Mu
Tuk selalu mencari cinta, kasih dan ridho-Mu di dunia ini …

"kehilangan"

terlalu sulit memejamkan mata
waktu hati merindukan sebuah lagu
mengiringi hidupku
sekuntum bunga yang menghiasi hari
seberkas cahaya yang menyinari langkah
sebuah cinta yang yang mengisi hati
begitu indah..
hingga sampai saat ini..
dan di akhir cerita hidupku
ku masih merindumu
selalu..

"senja ini...."

senja ini, sunyi...
senja ini, sendiri...
raga berdiam diri namun bukan mati.....

kukepakan sayap mimpi tuk jauh berlari dan keluar dari dimensi dunia ini
menapaki kembali tiap inci memory indah yg pernah terjadi
jauh kian menjauh...
hingga jiwaku lebam berhias peluh....

gelisahku tak menentu,
fikiran melayang....
dibenakku hanya ada lelah yg terasa....
senja ini, suram...
warna langit kelam.....
mataku membuta dan terpejam,
bersiap menerima hujatan malam
diam....
menyelam....
lalu tenggelam dalam mimpi yg menikam......

"jalan penentu"

lihatlah aku yg berdiri sendiri
adakah kau peduli...???
kutapaki puing-puing kehancuran dengan sejuta beban,
adakah kau turut merasakan...???

diamku menelan pilu...
senyumku mengandung tangis sendu.
dan kau tetap bertahan dengan ragumu...
hari ini batasku menanti...
hari ini akhirku bermimpi...

dan hari ini, kau yg menentukan aku disini atau pergi.......

"sakit...."

mengutuk hati...
rentang waktu tak jua mau berhenti.
adakah yg peduli kala aku terpasung luka...???
aahhh....mati saja....
kata santun hanya picisan.
senyum ramah menjadi topeng penghinaan.

bangsat....
pencarian ini membuatku tersesat.
waktu....
bunuhlah aku.....
hadirkan malaikat maut tuk menyumbu jiwaku.......   

"ketika aku terluka"

mata nanar menatap liar membendung air yg b'gulir,
t'isak bagai manusia pandir
jutaan kutukan t'simpan dlm hati tak t'ucap,
kian remukan hati.

ini yg kumiliki...
secuil hati yg t'lunta krn mimpi.
lentera jiwa pudar,
padam harap ciptakan gusar...

maaf ku harus hentikan langkah disini...
tak ingin ku t'luka lagi...
tak ingin ku telaah sakit di hati... 
inilah persimpangan yg kita temukan,
menapak jejak dari rasa keraguan,
inilah persimpangan dari mimpi yg b'jalan,
memupus cita utk sebuah perpisahan...

"berserah diri....."

semilir angin malam menghiasi kesendirianku
membalurkan sunyi, dan menemani di tempat tertinggi....
jauh tatapku menyapu tiap sudut kegelapan
hitam....
kelam...
ciptakan periasai kedukaan yg kasat mata.

tuhan....
masih pantaskah ku mengadu padamu....
masih layakkah ku meratapi takdirmu....
aku yg jauh meninggalkanmu,
aku jua yg tlah menutup mata dari kuasamu....

kini jiwaku bersimbah duka,
putus asa hingga siap meregang nyawa.
ya illahi....
hanya engkau yg mengetahui apa yg kan terjadi....
tiap helai nafas yg berhembus ku serahkan padamu.
tuntun aku tapaki jalanmu...
izinkan aku mengikis gunung dosa yg tlah kubangun
dalam naunganmu....
dengan ridhomu.....




keranda, april 2011

 

”jeritan dari kolong jembatan”

mengapa masih ada suara tangis yg merobek telinga...??
mengapa masih t'dengar nyanyian perang yg menjemput nyawa...??
tiada lagi senyum sahaja
tak ada lagi nurani menyapa
membusuk sudah negaraku...!!!
t'kikis habis oleh keserakahan yg bengis
t'tawa gelak pandangi rakyat yg mati t'geletak

inikah arti kemerdekaan??
ini penghormatan utk para pahlawan??

wahai tuan yg dipercaya...
bukalah mata...
lihatlah tunas bangsa yg menangis dgn lapar'y...


anarki, april 2011

”nafas yang kuhembuskan”

dalam lamunan ombak disentakkan
hadir'y burung entah knapa hinggap dibahu
tersadar dari lamunan bisu,
kutatap angkasa
burat-burat merah senja hampir menuju malam

desahan nafas terakhirku hembuskan,
menarik nafas dalam-dalam hembuskan kembali
entah lega atau tidak tapi sedikit rasakan ketenangan
dan ku beranjak dari duduk berjalan menuju
rumah tempatku b'naung,
baringkan raga pada peraduan bisu
hingga ku terlelap dengan pulas.
dan t'pejan dalam damaiku...

”cinta itu...”

cinta bukan pedang, namun mampu menggoreskan luka.
bukan anak panah, namun mampu menikam.
bukan jua pelangi, namun b'warna.
cinta tak melihat kasta,
tak memandang aksara,
tak minilik harkat, martabat maupun derajat.
cinta tak b'batas ruang dan waktu.
hanya t'lukis dalam kemurnian sanubari dan t'lahir dari rasa kasih dan sayang...

”pulanglah sayang.....”

gemericik nyanyian hujan mendayu
iring nuansa pilu nan b'gelayut dlm kalbu
ah...inikah rindu...?
rasa tabu yg menyiksa dgn indah dlm jiwaku...

kekasihku...
mampukah kau dengar jerit sanubariku?
haruskah ku menangis dgn cintaku...?
wahai penghias hati...
jasad yg rapuh ini menantimu...
jiwa yg resah ini mengharapkanmu...
hati yg lelah ini mimpikanmu...

pulanglah sayang...
pulanglah padaku..
pedih'y rindu yg aku tanggung, srasa tak sanggup lagi ku bendung.
hadirlah...
dan biarkan jiwa ini merenda bahagia...

sekeping hati yang pergi

bias senjaku suram
kian indah mengulik jiwa yg kelam.
patutkah kusesali...?
menghiba kerana cinta yg t'akhiri.

kasih...
nyata tak rela hati t'sisih
namun tak b'daya tuk b'dalih.
kini...
hnya bisa lepaskan kau tuk pergi.

selamat jalan cinta...
dimana jejakmu melangkah,
di tempat itu jua do'aku t'curah.
semoga bahagia senantiasa menaungi kisah tentangmu...


pelangi,25april 2011

"sekeping coretan untuk penjilat negara"

kian membusuk jasadku mengutuk
hingga linggar caci tak mampu lagi menggaung
dan sang petinggi hanya terduduk dengan perut yg membuncit...

matilah....
ingin rasanya ku belah para penindas negara
atau ku pecahkan tempurung otaknya yg pandir
atau ku kaitkan dasi itu pada tiang gubukku....


jika aku adalah senapan, kan ku muntahkan amunisi tepat di kepalamu...!!!
bila aku adalah belati, kan ku kuliti jasadmu untuk makanan anjingku...!!!
agar kau tau, hidupmu tak lebih dari kotoran binatang.





"ketika rindu"

mengatup senja merona
kian tersudut rindu yg mendera
terkecap sunyi...
terjerat sunyi...
ditengah keramaian tetap merasa sendiri...

angin...
bawalah resahku,
jangan biarkan aku terpasung rindu.
hibalah akan jiwaku nan sayu...
awan...
bingkailah hatiku,
jangan izinkan gelisah menciptakan air mata dari mataku...

wahai sang waktu...
cepatlah berlalu bawa sedihku..
dan kembali merangkai crita bahagia seperti kala aku bersamanya....
kutau kini apa yg telah terjadi....
ku yakin akan lebih baik bila kau tak disisiku
walaupun ku masih sayang.....
ku masih cinta kamu....

oohhh...
aku masih sayang...
aku mawih cinta.....
kepada dirimu.
tapi tak mungkin kau ku miliki karna ku tau itu palsu.
sesungguhnya jiqwa tak merelakan ku menghianati cinta....

(

"yang tak direstui"

kututup mata ini,
membendung buih yg mengalir tanpa henti
jiwa t'pasung sunyi,
ragapun laksana mati...
b'diam diri, menerima perih pedih dlm nurani...

wahai dewa bahagia...
inikah akhir cerita asmara...?
kau membuta dari dua insan yg saling menyinta.
kau utus cupid tuk menancapkan busur dlm hati kami,
lalu kau biarkan perpisahan meremukan perasaan ini...?!

kasih...
maafkan aku...
jejak'ku mesti t'henti,
mimpi ini harus diakhiri,
kan kita harus mengubur cita yg kita miliki...

"keadilan" (yg dipertanyakan)

menutup mata...
hny mendengar kiasan kosong tanpa nyata...
lidah-lidah sang pendusta b'nyanyi,
senandungkan suara maut bagi individu yg di minati...

wahai tuan bijaksana,
ajarkan aku membuka mata.
ajari aku tentang arti kebenaran,
tuk memilah hadir'y kesalahan.

ahh...
kebijaksanaan yg ku harapkan ternyata buta,
hny skumpulan org-org pandir yg mengulik kesalahan.
saling mengadu pd sisi khilaf kambing hitam.
kian menyesatkan sang t'hukum tnp kesalahan....
 kebahagiaan ini t`lah pergi dan tak kan pernah kembali.....




namun kan abadi dalam memori.....




dwi susanti,
kau kan tetap ada di satu sisi hati yg tersembunyi..... 

"indahnya kehancuranku"

satu persatu pergi
tak sudi tuk perpaling lagi...
satu persatu b'lalu
tak mau lg b'samaku...

kini aku sendiri,
menikmati sakit yg menyumbu hati.
diam tanpa kata,
jiwa menggila tanpa suara
perih...
pedih...
sedih...
ciptakan buih mata yg mendidih...
inikah keindahan bagiku...???
inikah jalan kebahagian utk'ku...???

tuhan...
jika ini hadiah dr'mu, teruskan...
berikan aku jutaan luka yg kau punya
hingga mengakhiri waktu g t'sisa...

"denting" (senandung tangis)

denting itu t'dengar, namun samar t'telan pedih.
isakpun menjelma tangis, ratapi hadir'y kedukaan.
tiada guna indah nan pernah terenda
tiada arti bahagia nan pernah dijalani,
sirna t'hapus tandus'y sakit hati...

sehangat pelukan hujan,
selembut belaian badai,
jejak langkahpun t'baca:
(inilah waktu yg tepat tuk b'pisah)


(tuk dwi susanti)

"akulah pesona sang iblis"

terdengar lirih bisik cinta yg t'ucap
mengambang diantara bayang rindu
melenakan asa...
membius saraf sadar akan kenyataan.
diam membungkam...
menikmati indah'y b'bingkai dusta...

akulah keanggunan luka
aku jua bingkisan indah dari lara
racun adlh tutur kataku
duri adlh sentuhanku
dan kaupun mati dlm pelukanku...

membusuklah engkau bila kau mendambakan diriku
t'kutuklah engkau jika kau mengharapkan diriku..

"berdiam diri hingga mati"

diam membungkam membendung amarah
pilar asa kian b'ubah...
membentangkan kisi dan sisi yg salah.

masih t'ngiang cinta yg t'ucap
jadikan keyakinan kala risau'ku mendekap
namun kini t'asa senyap,
t'sadar kalimah itu sebatas penghantar lelap.
dan hati yg mencintai kian menggelap

ahh...
mungkin aku yg salah mencintai...
kini...
biarlah mataku tetap t'pejam
biarlah bibirku tetap membungkam
biarlah hatiku terajam
ku biarkan kau b'main dgn inginmu
hingga waktu mengajak ragaku meninggalkanmu...

" satu bintang "

pekat senja kian suramkan rasaku
t'paku bisu memendam kasih yg semu
maafkan aku...
tulus hatiku mencintaimu...
hingga takut tuk kehilanganmu...

cuba dengarkan aku...
cuba fahami aku...
aku tak bisa b'tahan dgn sesal yg membayangi perasaan.

cuba kau tunjuk 1 bintang di ketinggian
terus b'tahan pd pengharapan meski menyakitkan
b'mimpilah seiring cahaya bulan,
ketika sinar'y meraja, yakinlah kau kan mendapati kebahagiaan....




pelangi,21'03'11
"lover's"

"dampoe awang beach"


aku...
kembali mengulik lisan anganku
melewati lorong waktu dlm memoriku
kembali pd masa yg sama kita rindu...

melukis canda tawa...
tapaki jejak pasir putih yg menjadi cerita
elok samudra kian memanjakan panca indra
kau dan aku b'sama,
merenda cerita cinta dari jangkar asmara...

kasihku...
masih kurasa semilir angin yg membelai
masih kurasa riak ombak yg menyapu pantai
dan masih kuingat senyum manismu yg t'semai...

seutas harap abadi di dasar samudra
menjadi saksi kita yg saling menyinta...


09'03'2011

SANG PETANI (bersyukur)

dekil lusuh b'peluh
b'hias lumpur bumi titipkan harapan dr hati
cangkul t'ayun...
b'mahkota topi jerami yg menyisihkan matahari...

lengkap panorama desa nan asri
b'tabur hiasan padi yg subur di pangkuan pertiwi
damai dlm peradaban awam
sentosa krn sahaja cara yg t'tanam
inilah keindahan...
senyum santun kehidupan dusun
slalu b'syukur meski hidup dr cangkul yg t'ayun
menikmati hasil kebun,
menerima pemberian illahi yg menuntun...
alhamdulillah wa syukurilah,
hidup petanipun b'limpah anugrah....



"diks"_

"damai dalam persinggahan terakhir"

t'perosok angan dlm hayalan
t'paku oleh masa yg tentaskan air mata
jauh...
jauh b'pergi,
dan tak kan kembali...
lihatlah...
seutas harap membuatku terus hidup
hingga kini b'tahan meski redup

kau t'senyum disisiNYA
aku melanjutkan kelana di dunia
mengukir jutaan syair yg kau ajarkan dgn cinta
aku tak b'henti...
terus mengerang seiring lantunan puisi
terus ku teriakan hati,
hingga suatu saat nanti akupun kan kembali....



pelangi, 2903'11
"andika"

"do'a malam"

b'simpuh dlm keseorangan
menyisi sudut kesendirian
lemah b'pasrah menengadah
b'alas sajadah,
ratapi khilaf yg kerap ku jamah.

ya allah...
tak t'bendung air mata krn penyesalan
melipat tangan ku mohon ampunan
ya illahi...
masihkah rahmatmu t'sisa utk'ku yg nista ini...???
sambung jalanku,
tuntun langkahku,
tunjukan arahku,
dgn kehibaan ku sujud padamu...
astaqhfirullah...
do'aku menjabar mengemis ampunan darimu...
bimbing aku mencari ridho'mu
ya robbi...




_4'P,09'03'11