"kerana akumencintaimu..."

dalam kejujuran dan penuh harapan,
syair ini dituliskan
disertai kekecewaan namun....
bukanlah sebuah karya dari penghianatan

derasnya ombak menghantam kapal
aku terombang ambing,
terasa merobek hati ini,
menjalaninya dengan indahnya mengikat jiwa


aku mencintainya
aku mencintainya
aku mencintainya dengan sepenuh jiwa

dua tebing, curam dan terjal menghadang di belakang dan hadapan
mengapa mesti terjadi pada harapan cinta?
tangis selalu menemaninya dan ego selalu menemaniku

Tidak ada komentar: