pencopet kecil

menunduk lesu susuri jalan
membawa harap yg tak jua nyata
lelah jiwa...
letih raga...
t'pasung mimpi yg membuat gila

negara megah membuat gerah
seorang pengangguran t'seok mengemis pekerjaan
adakah negara peduli akan arti kelaparan?
penjuru waktu menutup keberuntungan
hamparan pencakar langit angkuh tanpaperasaan

kini si penganguran b'diam diri
kecewa hati...
gelap nurani...
dan mencopet jadi solusi bagi perut yg belum terisi
namun...
jauh di dasar jiwa ia b'kata:
maafkan aku tuhan...

Tidak ada komentar: